TIMES WAMENA, JAKARTA – Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Dr. Rose Mini Agoes Salim M.Psi., mengatakan bahwa merasa lelah akibat derasnya arus informasi, terutama di media sosial, merupakan hal yang wajar. Menurutnya, mengambil jeda atau rehat sejenak justru bisa menjadi cara untuk melindungi diri dari dampak psikologis yang negatif.

“Sebetulnya untuk merasa lelah dengan banyaknya kebanjiran informasi itu sesuatu yang lumrah,” ujar Rose Mini yang akrab disapa Romi, Kamis (4/9/2025).

Romi menjelaskan bahwa terlalu banyak menerima informasi, baik dari televisi maupun media sosial, bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental, terlebih jika informasi yang diterima cenderung negatif. Oleh karena itu, keputusan untuk berhenti sementara membaca atau mendengar berita mengenai kekerasan dan kerusuhan adalah langkah yang wajar.

“Itu juga akan membantu agar kita tidak kebanjiran informasi yang belum tentu semuanya benar, kadang-kadang ada yang hoaks,” katanya.

Lebih lanjut, Romi menekankan bahwa rehat dari arus informasi bukan berarti seseorang tidak peduli terhadap lingkungan sosial atau isu-isu yang sedang diperjuangkan masyarakat. Justru dengan memberi ruang bagi pikiran, seseorang bisa mencerna informasi dengan lebih kritis dan jernih.

“Memberhentikan informasi yang masuk ke diri kita bukan berarti kita kemudian tidak peka, tidak empati, tidak care kepada orang lain. Kita justru sedang mencoba untuk lebih bisa berpikir kritis dan berpikir secara jernih,” tegas dosen Fakultas Psikologi UI tersebut.

Selain itu, Romi mengingatkan generasi muda agar tidak mudah terprovokasi oleh konten yang beredar di media sosial. Ia menilai penting bagi setiap orang untuk memilah dan memilih informasi yang benar, agar tidak terjebak pada berita yang menyesatkan. (*)