https://wamena.times.co.id/
Gaya Hidup

3 Versi Asal Muasal Terasi Bumbu Khas Otentik Nusantara

Sabtu, 18 Januari 2025 - 11:24
3 Versi Asal Muasal Terasi Bumbu Khas Otentik Nusantara Terasi bumbu khas Indonesia dengan aroma tajam hasilkan citarasa gurih sedap

TIMES WAMENA, JAKARTA – Aroma terasi selalu menggoda ya. Nah terasi salah satu bumbu otentik asal Indonesia yang terbuat dari udang rebon. 

Bumbu ini bisa digunakan untuk berbagai masakan. Mulai dari sambal, nasi goreng, sayur lodeh dan lain sebagainya. 

Setiap hari dipakai sebagai bumbu dapur, tahukah Anda asal muasal terasi? 

Dikutip dari berbagai sumber, asal usul terasi ada beberapa versi. Berikut penjelasannya.

Versi sejarah 

Berdasarkan sumber sejarah terasi sudah ada sejak abad ke- 15 di wilayah Cirebon. Kata terasi sendiri berasal dari terasih atau yang terkasih. Ungkapan itu dibuat karena saking enaknya terasi saat dimakan dalam kata lain 'makanan' yang sangat disukai. 

Terasi dibuat oleh Mbah Kuwu Sangkan atau kerap disebut Mbah Kuwu atau Pangeran Cakrabuana atau bergelar Raden Walang Sungsang putra dari Prabu Siliwangi. 

Terasi dia buat berasal dari udang rebon yang melimpah di sekitar Pajajaran. Udang rebon yang memang ukurannya kecil kemudian direbus dan terus diaduk sampai berbentuk pasta. Mbah Kuwu kemudian mendiamkan pasta tersebut selama beberapa hari. Dan taraaa, jadilah terasi. 

Makanan itu kemudian disukai oleh warga Pajajaran. Kala itu terasi dimakan sebagai pendamping nasi, untuk menambah citarasa gurih, 

Versi legenda

Pada versi legenda, Pangeran Cakrabuana membuka padukuhan di daerah Lemahwungkuk. Saat pertapaannya, ia mendapat wahyu untuk membuay makanan yang bisa menangkat perekonomian warga daerah tersebut. 

Sang pangeran kemudian melipir ke pantai Laut Jawa yang tak jauh dari padukuhan. Di bibir pantai ia banyak melihat udang kecil-kecil. Pangeran pun menangkapnya dan mengolah udang itu menjadi terasi. 

Pantai Laut Jawa yang terdapat dalam versi legenda ini kini menjadi Cirebon. Kata Cirebon berasal dari kata Cai yang berarti air dan rebon yang berarti udang kecil.

Versi Babad Tanah Sunda

Babad Tanah Sunda/ Babad Cirebon karya Pangeran Sulaiman Sulendraningrat menuliskan terasi adalah bumbu yang diciptakan oleh Pangeran Cakrabumi/ Cakrabuana putra dari Prabu Siliwangi. 

Pangeran Cakrabumi membuay terasi dari rebon yang ditumbuk dan difermentasikan. Bumbu ini menjadi favorit warga Lemangwungkuk. Kemudian, sang pangeran mengajari warga untuk membuatnya. Jadilah Lemahwungkuk atau Cirebon sekarang sebagai sentra produsen terasi. 

Terasi begitu populer, hingga lekas menyebar ke seantero Jawa. Di Jawa Timur terutama, daerah pesisir pantai juga membuat terasi dari rebon. Saat ini beberapa daerah di Indonesia yang dikenal sebagai penghasil terasi selain Cirebon ada Tuban, Lombok, Bangka. 

Terasi dari berbagai daerah itu punya ciri khasnya masing-masing. Terasi Tuban dikenal sebagai terasi terbaik karena tidak menggunakan bahan pengawet dalam proses produksinya. Terasi Tuban benar-benar menggunakan bahan premium dan diolah secara hiegenis hingga tanpa bahan pengawetpun sudah bisa tahan lama. Biasanya terasi Tuban cenderung berwarna merah agak gelap. Itu karena bahan bakunya rebon pilihan. 

Terasi Lombok punya tekstur yang gelap pekat karena bahannya nggak hanya udang rebon, tapi juga ikan. Namun rasa dari terasi Lombok nggak kalah nikmat dengan terasi Tuban. 

Sedangkan terasi Bangka yang disebut belacan berwarna ungu cerah dengan tekstur agak kasar.  

Tapi yang mengejutkan, ternyata terasi nggak hanya ada di Indonesia. Naskah Purwaka Caruban Nagari, tertulis Laksamana Cheng Ho sempat membawa terasi pulang ke negeri China. Dalam perjalanannya, terasi juga 'tersebar' di beberapa negara di Asia Tenggara. (*)

Pewarta : Dhina Chahyanti
Editor : Dhina Chahyanti
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Wamena just now

Welcome to TIMES Wamena

TIMES Wamena is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.