TIMES WAMENA, BANDUNG – Di usia yang terbilang muda, 24 tahun, Shevina Nur Salsabila atau akrab disapa Shevina, telah menorehkan segudang prestasi. Perempuan asal Kabupaten Bandung ini tak hanya aktif di dunia bisnis, tetapi juga lantang menyuarakan advokasi anti diskriminasi bagi perempuan.

Dalam hal ini Shevina merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dan lulusan S1 Pendidikan. Selain kesibukannya sebagai Sekretaris Bank BUMN, ia juga memiliki hobi menggambar, bermain gitar, dan membuat sketsa. Kiprahnya yang menginspirasi telah membawanya meraih berbagai penghargaan.

Di antaranya Duta Besar Pendidikan Bisnis Juara 1 Best Branding, pembicara di USAID’s HESSA Project for Student Microenterprise Development Study Tour and Training 2023, Mojang Inteligensia Kabupaten Bandung 2024, hingga Putri Hijabfluencer Jawa Barat 2025. 

"Alhamdulillah saya juga tercatat sebagai Awardee Beasiswa Cendekia Baznas dan Beasiswa Pembinaan Bisnis dari Rektor UPI Bandung," kata Shevina dalam wawancara eksklusif bersama TIMES Indonesia, Kamis (19/6/2025).

Berawal dari Hobi, Lahirlah Bisnis Fashion

Minat Shevina di dunia bisnis sudah terlihat sejak duduk di bangku sekolah. "Sejak SMK, saya bikin bisnis karena senang aja punya kegiatan," ungkapnya. Dirinya menambahkan bahwa saat itu, ia bersama temannya memulai dengan berjualan masker kecantikan. 

Lebih lanjut hobi sketsa wajahnya pun ia manfaatkan untuk membuka bisnis @on.arthestic.id sebagai penghasilan tambahan. Namun, kesibukannya di dunia modeling sempat membuat bisnis tersebut terhenti.

Memasuki masa perkuliahan, Shevina semakin tertarik pada bisnis fashion. "Liris lah @levronka.ofc menjadi bisnis fashion pertama saya," ujarnya. Bisnis inilah yang kemudian membuka banyak pintu baginya. 

Ia kerap diundang sebagai narasumber, juri, bahkan mendapat kesempatan mempresentasikan bisnisnya di hadapan puluhan dosen dari Pakistan dalam acara USAID’s HESSA Project for Student Microenterprise Development Study Tour and Training 2023. 

"Dari situ saya kemudian mendapatkan dolar pertama dari penjualan yang dilakukan," kenang Shevina dengan penuh bangga sembari tersenyum manis.

Mewujudkan Perempuan Berdaya Melalui Growth Mindset Wirausaha

Selain bisnis, Shevina juga fokus pada advokasi anti diskriminasi. Ia menjelaskan bahwa perempuan rentan terhadap empat hal yaitu kekerasan, pelecehan, diskriminatif, dan kesenjangan. 

"Dan poin diskriminatif merupakan poin yang saya ambil dari advokasi yang dijalanlan selama ini," tegas Shevina. Baginya, anti diskriminasi adalah bagian dari value seorang perempuan.

Shevina sangat meyakini bahwa perempuan dapat memiliki value yang tinggi dengan memiliki growth mindset wirausaha. "Bukan untuk mewajibkan mereka menjadi seorang pengusaha, tetapi agar perempuan dapat berdaya," tuturnya. 

Dalam pandangannya, bahwa seseorang dengan mindset wirausaha sudah pasti akan bangkit dari kegagalan, edukatif, kreatif, inovatif, dan mampu mengikuti perkembangan zaman.

Dia melihat peluang besar di tengah maraknya media sosial dan teknologi AI yang mempermudah banyak urusan. Namun, tantangannya justru terletak pada generasi muda itu sendiri yang belum melek tentang daya saing dan peluang untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah.

"Harapannya perempuan mampu berdaya, selalu bangkit apabila menemui kegagalan, edukatif dalam ilmu pengetahuan, kreatif inovatif untuk dapat memanfaatkan peluang yang ada dan tentunya senang memperlajari hal baru sesuai perkembangan zaman," tutur Shevina optimistis.

Lebih jauh Shevina mengajak generasi muda, khususnya kaum muslim, untuk bersama-sama mewujudkan generasi emas melalui konsep "Perempuan Berusaha", yaitu perempuan yang berdaya dengan mindset wirausaha. 

"Melalui inisiatif ini semua, saya secara khusus berharap banyak dapat terus menginspirasi lebih banyak perempuan untuk meraih potensi terbaik mereka kapanpun dan di manapun berada," tandas Shevina menutup pernyataan. (*)